................................... ...................................
Tags Populer: #Contoh Proposal #Contoh Surat #Autolike Update #Belanja Online
Wednesday, April 04, 2012

Jurnal Sistem Produksi (PERAMALAN)

(PERAMALAN)
PENDAHULUAN
Dunia industri biasanya tidak lepas dari suatu peramalan. Hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian dimasa yang akan datang dengan mengambil keputusan. Para peneliti banyak yang mengembangkan metode peramalan agar bertujuan peramalan baru tingkat keakuratannya semakin tinggi. Peramalan banyak sekali digunakan untuk berbagai bidang. Contohnya untuk meramalkan cuaca, memperkirakan volume penjualan, memprediksi banyaknya jumlah siswa, meramalkan pendapatan perusahaan dan lain sebagainya.
Metode permalan terbagi menjadi dua, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif biasanya cenderung menggunakan intuisi, emosi, pendidikan, pengalaman seseorang dan lain-lain tanpa menggunakan pendekatan matematis maupun statistik. Metode kuantitatif yaitu metode yang berdasarkan adanya data historis atau data masa lalu yang digunakan untuk meramalkan data masa depan.
            Tingkat ketepatan suatu peramalan akan sedikit berkurang apabila seiring dengan rentang waktu yang semakin panjang. Maka perusahaan harus meneliti kembali peramalan dengan menggunakan data yang tidak terlalu lama.
Penelitian yang dibuat dalam praktikum penulis memakai metode peramalan kuantitatif  sebagai langkah mengelolah data, karena berdasarkan data matematis. Time series termasuk metode kuantitatif yang didalamnya terdiri dari WMA (Weighted Moving Averages), SES (Single Exponential Smoothing), Regresi Linier. Metode Time series hanya meninjau sebuah variabel sebagai fungsi waktu.
Metode WMA (Weighted Moving Averages) meramalkan dengan memakai beberapa data terakhir dengan memberikan bobot yang berbeda-beda. Metode SES (Single Exponential Smoothing) menghasilkan peramalan dengan jangka pendek. Metode regresi linier untuk mengetahui pengaruh antara satu atau beberapa variabel terhadap satu buah variabel.
Permasalahan dalam penelitian peramalan adalah bagaimana cara meramalkan dengan menggunakan metode WMA (Weighted Moving Averages), SES (Single Exponential Smoothing), Regresi Linier.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui berapa hasil peramalan dimasa yang akan datang dengan menggunakan metode WMA (Weighted Moving Averages), SES (Single Exponential Smoothing), Regresi Linier. Menghitung tracking signal metode SES (Single Exponential Smoothing).
TINJAUAN PUSTAKA
Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu yang akan datang atas dasar pola-pola di waktu yang lalu, dan penggunaan kebijakan terhadapt proyeksi-proyeksi dengan pola-pola di waktu yang lalu.
Menurut Hery Prasetya (2009), Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datan dengan suatu bentuk model matematis.
Menurut Gaspersz (2004), aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Dengan demikian peramalan merupakan suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variabel peramalan, berdasarkan data deret waktu historis. Peramalan dapat menggunakan teknik-teknik peramalan yang bersifat formal maupun informal. Aktivitas peramalan ini biasa dilakukan oleh departemen pemasaran dan hasil-hasil dari peramalan ini sering disebut sebagai ramalan permintaan.
Jenis-jenis peramalan dapat dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif. Pengukuran metode secara kuantitatif menggunakan metode statistik, sedangkan pengukuran secara kualitatif berdasarkan pendapat (judgment) dari yang melakukan peramalan. Berkaitan dengan itu, dalam peramalan dikenal istilah prakiraan dan prediksi.
Prakiraan didefinisikan sebagai proses peralaman suatu variabel (kejadian) di masa datang dengan berdasarkan data variabel itu pada masa sebelumnya. Data masa lampau itu secara sistematik digabungkan dengan menggunakan suatu metode tertentu dan diolah untuk memperoleh prakiraan keadaan pada masa datang. Sementara, prediksi adalah proses peramalan suatu variabel di masa datang dengan lebih mendasarkan pada pertimbangan intuisi daripada data masa lampau. Prediksi peramalan yang baik sangat tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari si pembuat peramalan. (Eddy Herjanto, 2003).
Teknik peramalan terbagi menjadi dua teknik peramalan diantaranya adalah teknik peramalan secara kualitatif yaitu peramalan yang melibatkan pendapat pribadi, pendapat ahli, metode delphi, penelitian pasar dan lain-lain. Bertujuan untuk menggabungkan seluruh informasi yang diperoleh secara logika dan sistematis yang dihubungkan dengan faktor kepentingan si pengambil keputusan. Sedangkan teknik peramalan secara kuantitatif yaitu peramalan yang digunakan pada saat data masa lalu cukup tersedia. Beberapa teknik kuantitatif yang sering dipergunakan adalah seperti metode pemulusan eksponensial, rata-rata bergerak, regresi linier dan masih banyak lainnya. (Gaspersz, 2004).
Metode weight moving average atau model rata-rata begerak terbobot lebih responsif terhadap perubahan, karena data dari periode yang baru biasanya diberi bobot lebih besar. Menurut Gaspersz (2004) suatu model rata-rata bergerak n - periode terbobot, weighted MA (n), dinyatakan sebagai berikut:

Metode peramalan dengan pemulusan eksponensial biasa digunakan untuk pola data yang tidak stabil atau perubahannya besar dan bergejolak. Metode permalan ini bekerja hampir serupa dengan alat thermostat, dimana apabila galat ramalan (forecast error) adalah positif, yang berarti nilai aktual permintaan lebih tinggi daripada nilai ramalan (A–F>0), maka model pemulusan eksponensial akan secara otomatis meningkatkan nilai ramalannya. Sebaliknya apabila galat ramalan (forecast error) adalah negatif, yang berarti nilai aktual permintaan lebih rendah daripada nilai ramalan (A – F < 0), maka metode pemulusan eksponensial akan secara otomatis menurunkan nilai ramalan. Proses penyesuaian ini berlangsung secara terus-menerus, kecuali galat ramalan telah mencapai nol. Peramalan menggunakan metode pemulusan eksponensial dilakukan berdasarkan formula seperti di bawah ini.

dimana:

Ft        = nilai ramalan untuk periode waktu ke-t
Ft-1     = nilai ramalan untu satu periode waktu yang lalu, t-1
At-1     = nilai aktual untuk satu periode waktu yang lalu, t-1
a         = konstanta pemulusan (smoothing constant)
      Metode Regresi Linier merupakan metode yang dipergunakan sebagai metode peramalan apabila pola historis dari data aktual permintaan menunjukkan adanya suatu kecenderungan menaik dari waktu ke waktu. Pada dasarnya metode ini berusaha mencari fungsi hubungan antara sebab dengan akibat. Diasumsikan waktu mempunyai hubungan linier dengan ramalan dan pola data akan berlanjut, sehingga fungsi yang terbentuk akan menetukan ramalan dimasa datang dengan cara extrapolasi. Metode ini dapat dipakai untuk peramalan jangka panjang. Rumus perhitungan metode Linier Regresi :
Å· = a + bx
dimana:
Å·    = nilai ramalan permintaan pada peiode ke-t
a    = intersep
b    = slope dari garis kecenderungan,merupakan tingkat perubahan dalam permintaan.
x    = indeks waktu ( t = 1,2,3,...,n) ; n adalah banyaknya periode waktu
Slope dan intersep dari persamaan regresi linier dihitung dengan menggunakan formula berikut:
                        
dimana:
b          =  slope dari persamaan garis lurus
a          =  intersep dari persamaan garis lurus
x          =  index waktu
x-bar    =  nilai rata-rata dari x
y          =  variabel permintaan (data aktual permintaan)
y-bar    =  nilai rata-rata permintaan per periode waktu, rata-rata dari y
Validasi metode peramalan terutama dengan menggunakan metode-metode di atas tidak dapat lepas dari indikator-indikator dalam pengukuran akurasi peramalan. Bagaimanapun juga terdapat sejumlah indikator dalam pengukuran akurasi peramalan, namun yang paling umum digunakan adalah Mean Absolute Deviation, Mean Absolute Percentage Error dan Mean Squared Error.
Akurasi peramalan akan tinggi apabila nilai-nilai MAD, MAPE, dan MSE semakin kecil. MAD merupakan nilai total absolut dari forecast error dibagi dengan data atau yang lebih mudah adalah nilai kumulatif absolut error dibagi dengan periode. Jika diformulasikan maka formula untuk menghitung MAD adalah sebagai berikut:


Mean forecast error biasa disebut juga galat peramalan. Galat peramalan ini juga dapat berfungsi untuk menghitung nilai MAD yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya. Galat ramalan tidak dapat dihindari dalam sistem peramalan, namun galat ramalan itu harus dikelola dengan benar. Pengelolaan terhadap galat ramalan akan menjadi lebih efektif apabila peramal mampu mengambil tindakan mengambil tindakan yang tepat berkaitan dengan alasan-alasan terjadinya galat ramalan itu. Dalam sistem peramalan, penggunaan berbagai model peramalan akan memberikan nilai ramalan yang berbeda dan derajat dari galat ramalan yang berbeda pula. Rata-rata kesalahan kuadrat memperkuat pengaruh angka-angka kesalahan besar, tetapi memperkecil angka kesalahan prakiraan yang lebih kecil dari satu unit (Gaspersz, 2004).

Rata-rata persentase kesalahan kuadrat merupakan pengukuran ketelitian dengan cara-cara persentase kesalahan absolute, (MAPE) menunjukkan rata-rata kesalahan absolut prakiraan dalam bentuk persentasenya terhadap data aktualnya.

Menurut Gaspersz (2004), suatu ukuran bagaimana baiknya suatu ramalan memperkirakan nilai-nilai aktual suatu ramalan diperbaharui setiap minggu, bulan atau triwulan, sehingga data permintaan yang baru dibandingkan terhadap nilai-nilai ramalan. Tracking signal dihitung sebagai running sum of the forecast errors dibagi dengan mean absolute deviation.
Tracking signal yang positif menunjukkan bahwa nilai aktual permintaan lebih besar daripada ramalan, sedangkan apabila negatif berarti nilai aktual permintaan lebih kecil daripada ramalan. Suatu tracking signal disebut baik apabila memiliki RSFE yang rendah dan mempunyai positive error yang sama banyak atau seimbang dengan negative error, sehingga pusat dari tracking signal mendekati nol. Pada setiap peramalan, tracking signal terkadang digunakan untuk melihat apakah nilai-nilai yang dihasilkan berada didalam atau diluar batas-batas pengendalian dimana nilai-nilai tracking signal itu bergerak antara -4 sampai +4.
Moving range dibuat untuk membandingkan nilai-nilai observasi atau data aktual dengan nilai peramalan dari kebutuhan yang sama. Dapat dikatakan bahwa moving range adalah peta kontrol statistik yang digunakan pada pengendalian kualitas.

 
Peta moving range memiliki batasan-batasan yang terdiri dari batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Jika ada sebuah titik atau data yang berada di luar batas tersebut maka ada beberapa data yang harus dihilangkan atau mencari metode peramalan yang lain. Moving Range digunakan untuk mengetahui sejauh mana arah pergerakan (misal : permintaan) bergerak.
Rumus diatas tidak terlalu terlihat. jika ingin lihat rumus dalam bentuk dokumen klik disini


Gasperz, Vincent, Production Planning and Inventory Control berdasarkan pendekatan sistem terintergrasi MRP II dan JIT menuju manufaktur 21, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
Herjanto, Eddy, Manajemen Produksi dan Operasi, Cetakan Ketiga, Jakarta, PT. Grasindo, 2003.
Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti, Manajemen Operasi, Yogyakarta, Media Pressindo, 2009

http://staff.blog.ui.ac.id/komarudin74/2011/09/28/forecasting-moving-average-dan-weighted-moving-average/


Jurnal OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM (Bill of material)

OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM (Bill of material)

PENDAHULUAN
Perkembangaan jaman yang semakin maju sejalan dengan pertumbuhan ekonomi membuat perindustrian sektor manufakturing berusaha bersaing secara profesional. Setiap perusahaan memiliki suatu aktivitas dimana aktivitas tersebut dilakukan untuk memudahkan perusahaan tersebut terutama dalam hal produksi. Melayani suatu kebutuhan pabrik adalah salah satu kegiatan agar tercipta keberhasilan suatu perusahaan. Bahan baku merupakan kebutuhan utama dalam proses produksi, karena bahan baku inilah yang akan diolah menjadi produk jadi, maka pengelolaan kebutuhan bahan baku merupakan suatu kegiatan yang penting bagi perusahaan dalam rangka kelancaran proses produksi. 
Aktivitas-aktivitas dalam perencanaan produksi meliputi perencanaan proses, jadwal induk produksi, perencanaan kebutuhan material, perencanaan kapasitas, dan pengendalian aktivitas produksi. Dalam penjabaran lebih lanjut, maka perencanaan manufacturing diuraikan menjadi proses apa saja yang harus dikerjakan, siapa pelaksananya, kapan, dimana dan perkiraan ongkos yang ditimbulkan. Bill of material menjadi sasaran untuk planning dalam melakukan produksi karena tidak hanya menspesifikasikan produksi, tetapi juga berguna untuk pembebanan biaya dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk produksi atau perakitan. Dunia manufaktur menjelaskan bahwa Bill of material disebut juga struktur produk yang didifinisikan sebagai cara komponen-komponen yang bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufakturing.
Masalah yang akan dirumuskan pada penulisan laporan ini adalah bagaimana membuat peta proses operasi, peta proses perakitan, struktur produk, dan bill of material (BOM) pada pembuatan rak pajangan. Masalah yang ada pada perumusan masalah akan dibatasi agar tidak ada data yang menyimpang dari permasalahan. Pembatasan masalah dalam penulisan laporan ini hanya terletak pada pengambilan data pada saat pembuatan rak pajangan dari mulai bahan mentah sampai ke proses perakitan hingga menjadi produk jadi.
            Tujuan penelitian merupakan hal yang penting dalam membuat suatu penulisan laporan agar pembahasan dalam penelitian ini lebih tertuju pada apa yang akan dilakukan. Tujuan penulisan laporan ini adalah mengetahui komponen penyusun rak pajangan, mengetahui total waktu pembuatan rak pajangan pada OPC, mengetahui total waktu perakitan pada APC, mengetahui waktu siklus, normal dan baku pada perakitan rak pajangan, mengetahui jumlah level pada struktur produk dan BOM dari perakitan rak pajangan, baik dalam bentuk exploition maupun imploition.
TINJAUAN PUSTAKA
operation Process Chart (OPC) adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yang meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan. Lambang-lambang dari OPC yang akan digunakan, yaitu seperti operasi (   ) adalah kegiatan dimana komponen mengalami perubahan karena dirakit dengan komponen lain, pemeriksaan (   ) adalah kegiatan memeriksa benda atau objek baik-baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Aktivitas Gabungan adalah kegiatan dimana antara assembling dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dalam selang waktu yang relative singkat Penyimpanan adalah seandainya benda kerja disimpan dalam waktu yang lama dan jika mau diambil kembali biasanya harus berdasarkan rekomendasi atau izin terlebih dahulu (Sutalaksana,1979).
Peta perakitan dilakukan untuk memahami komponen-komponen yang membentuk produk, bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama, komponen yang menjadi bagian suatu rakitan- bagian, aliran komponen ke dalam sebuah rakitan, gambaran menyeluruh dari proses rakitan, kebutuhan operator, tata letak fasilitas, perbaikan tata cara kerja.
Menganalisis suatu sistem atau cara kerja berarti mencatat secara sistematis, meneliti seluruh kegiatan/operasi, serta menyajikan berbagai fakta dan spesifikasi kerja yang ada pada sistem kerja tersebut. Assembly Process Chart (APC) adalah suatu peta kerja yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami oleh komponen (produk), berikut pemeriksaan (inspeksi) dari awal sampai produk jadi selesai dan juga memuat informasi- informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, komponen yang digunakan, dan alat- alat yan dipakai. Tujuan dari Assembly Process Chart terutama untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah “ gambar terurai “ yang digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan  suatu rakitan yang rumit. informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi dapat memperoleh banyak kegunaan dan manfaat dari APC, antara lain,  Untuk menentukan kebutuhan operator, Untuk mengetahui kebutuhan tiap komponen, Alat untuk menentukan tata letak fasilitas, Alat untuk melakukan perbaikan cara kerja, Alat untuk latihan kerja (Sutalaksana,1979).
Prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi yang perlu diikuti antara lain pada baris yang paling atas dinyatakan sebagai kepalanya “(Peta Proses Operasi)” yang diikuti oleh identifikasi lain seperti: nama obyek, nomor peta (nomor gambar), diptakan oleh siapa, tanggal dipetakan, cara lama atau cara sekarang dan usulan.  Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal yang menunjukkan terjadinya perubahan proses. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi. Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, produk biasanya paling banyak memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu, berarti dipetakan dengan garis vertikal disebelah kanan halaman kertas (http://jidadhaneh.blogspot.com).
Struktur produk atau bill of material (BOM) didifinisikan sebagai cara komponen-komponen itu bergabung kedalam suatu produk selama proses manufakturing (Gaspersz, 2004). Bill of material  yang dipakai untuk perencanaan produksi sering disebut sebagai planning bill of materials (planning BOM ) atau sering disingkat sebagai planning bill. Planning bill tebagi menjadi dua yang pertama  planning bill dengan item yang dijadwalkan merupakan komponen atau subassemblies untuk pembuatan produk akhir, dimana item-item yang dijadwalkan itu secara fisik lebih kecil daripada produk akhir (end items).
            Modular bill of material dan interved bill of material termasuk kedalam kategori planning bill tersebut, sedangkan yang kedua yaitu Planning biil dengan item yang dijadwalkan memiliki produk akhir sebagai komponennya (super bill), dimana item-item yang dijadwalkan secara fisik lebih besar dari pada produk akhir. Seperti super bill of material, super family bill of material, dan super modular bill of material. Modular bill adalah bill of material yang dapat diatur diseputar modul produk dan merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk. Modular bill mengelompokkan subassemblies dan  parts pada unit terhadap semua konfigurasi produk (Gaspersz, 2004).
            Struktur inverted lebih sedikit subassemblies dibandingkan dengan produk akhir, dan lebih sedikit komponen dan bahan baku dibandingkan subassemblies (berbentuk segitiga terbalik, dengan bagian atas adalah produk akhir bagian tengah adalah assemblies, dan bawah adalah komponen bahan baku (Gaspersz, 2004).
Bill of material (BOM) adalah daftar dari bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir. Jenis-jenis BOM, antara lain Phantom Bill digunakan untuk meterial yang tidak disimpan, tidak dibuat planned order, Lead time, Lot size = Lot for lot. Modular Bill digunakan jika suatu produk akan dijual dengan sejumlah option yang berbeda, BOM Explotion akan menghitung kebutuhan kotor untuk masing-masin komponen. Pseudo Bill Disebut sebagai composite product diciptakan untuk memudahkan dan meningkatkan akurasi peramalan penjualan, mengurangi jumlah end item, dll. Psudeo bill adalah bill of material  yang menggambarkan produk aktual yang dibuat untuk memudahkan peramalan penjualan. Struktur produk dibagi menjadi dua yaitu implotion dan explotion
Macam-macam Level dalam BOM. Level BOM dibagi menjadi dua yaitu Single Level BOM dan Multi Level BOM. Single Level BOM menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponen-komponen pembentuknya. Multi Level BOM menggambarkan strktur produk yang lengkap dari level 0 (produk akhir) sampai level yang paling bawah. Komponen yang sama dapat digunakan pada level yang berbeda.


Jurnal Lengkap Tentang OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM (Bill of material) bisa diunduh di sini




Copy Protection Systems

Gasperz, Vincent, Production Planning and Inventory Control berdasarkan pendekatan sistem terintergrasi MRP II dan JIT menuju manufaktur 21, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
Sutalaksana, Iftikar Z. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Institut Teknologi Bandung, 1979.
Anonim, Sistem Produksi (OPC, APC, Struktur Produk dan Bill Of Material), URL:http://jidadhaneh.blogspot.com/2011/03/sistem-produksi-opc-apc-struktur-produk.html, di unduh tanggal 23 Febuari 2012.


Sunday, April 01, 2012

TUGAS SOFTKILL 2 etika profesi

1. Jelaskan perbedaan pokok antara moral dengan etika, berikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari!
Jawab: Mengenai moral. Moral adalah suatu perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk yang dimiliki seseorang saat menjalankan etika kehidupan sehari-hari dengan melihat norma atau aturan sebagai dasar dalam berperilaku.
Contohnya pelajar yang berani menendang gurunya sendiri. Perilaku seperti ini menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan tidak memiliki moral atau nilai moral yang buruk.








Sedangkan Etika adalah seperangkat aturan yang mengatur perilaku manusia yang dianut oleh suatu golongan
Contohnya etika cara berkendara yang baik. Dalam berkendara harus memiliki etika, yaitu dengan mematuhi peraturan lalulintas.







Jadi inti perbedaan antara moral dan etika yaitu moral terpaku pada sifat atau tingkah laku seseorang yang dinilai baik dan buruk dalam kehidupan sehari-hari sedangkan etika lebih kecondong ke ilmu tentang aturan prilaku manusia yang dihasilkan dari akal pikiran.

2. Jelaskan perbedaan pokok antara paham kantianisme dan utilitariansime! Berikan contoh masing-masing! Paham mana yang lebih banyak dianut oleh para profesional/Insinyur di bidang keteknikan? Mengapa?
Jawab: Paham kantianisme adalah suatu paham pengambilan keputusan tanpa memikirkan kepentingan orang lain karena secara umum menyatakan bahwa kesadaran manusia sangat individual, sehingga menghasilkan interprestasi yang berbeda-beda. Paham kantianisme bisa disebut dengan pengikut paham Immanuel Kant. Sedangkan paham utilitariansime adalah paham yang berpendapat baik dengan mementingkan orang lain sehingga berguna dan bermanfaat bagi orang lain karena mempunyai prinsip dengan jelas dan rasional.
Contoh paham kantianisme yaitu keputusan menaikan bahan bakar minyak. Karena kanyataannya kenaikan bbm dilakukan tanpa melihat rakyat kecil yang masih banyak kekurangan soal materi. Contoh paham utilitariansime yaitu pemilihan umum presiden yang sebelumnya dilakukan lewat voting dewan pemerintahan tetapi dizaman demokrasi sekarang ini pemilihan presiden dilakukan dengan pemilu karena dipilih langsung dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Menurut saya paham yang banyak dianut oleh para profesional/Insinyur di bidang keteknikan yaitu paham utilitariansime karena paham tersebut lebih mementingkan orang banyak dari pada individual. Sehingga lebih banyak manfaatnya.

3. Jelaskan yang dimaksud dengan dilemma moral, beri contoh dalam kejadian dalam kehidupan sehari-hari!.
Jawab: dilema moral adalah suatu situasi yang sulit untuk menentukan pilihan diantara dua pilihan yang kemungkinan sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan atau bisa disebut pilihan yang membingungkan.
Contohnya yaitu seorang istri yang ditinggal suaminya keluar kota, suami dari istri yang ditinggalkan tersebut berpesan agar sang istri tidak boleh keluar rumah untuk hal apapun. keesokan harinya ibu dari istri dikabarkan meninggal dunia dikampungnya. Istri tersebut bingung untuk memutuskan pilihannya. Mau meninggalkan rumah untuk melihat almarhum ibunya atau tetap dirumah menuruti pesan sang suami.

4. Salah satu syarat untuk menjadi profesional adalah dimilikinya kompetensi dalam bidangnya. Sehubungan dengan hal tersebut jelaskan kompetensi utama dan kompetensi penunjang yang harus dimiliki oleh Sarjana Teknik Industri Indonesia!
Jawab:
Kompetensi merupakan suatu kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas yang diperoleh dari dunia pendidikan ataupun latihan.
Kemampuan utama yang harus dimiliki sarjana teknik industri diindonesia yaitu mampu Menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang Teknik Industri (Bidang Manufaktur & Proses, Teknologi Industri, Human Study, Manajemen Industri, dan Manajemen Sains), sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian keteknik-industrian.

Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan Teknik Industri (Simulasi Sistem, PPIC, QC, Lay Out, Material Handling, Akuntansi Biaya & Ekonomi Teknik, Manajemen Teknologi, Software & Hardware, dll.) yang dimilikinya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan masyarakat.

sedangkan kemampuan penunjang yang harus dimiliki sarjana teknik industri diindonesia yaitu Mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri dan berkarya di Bidang Teknik Industri maupun dalam ber kehidupan bersama di masyarakat Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan masalah Teknik Industri.

Keterangan:
*Postingan diatas adalah Tugas Softskill 2 mata kuliah Etika Profesi
*Nama : Achmad Fazri
*Kelas : 3ID 04
*NPM : 31409130
*Dosen : Bpk.Sudaryanto, IR, MSC.
*Jawaban soal diatas berdasarkan sumber.







Please Don't Plagiarism
Copy Paste Mouse di Non aktifkan

fik.uny.ac.id/cmpr/file/download/4.doc
http://www.scribd.com/doc/8365104/PENGERTIAN-ETIKA
http://tiny.cc/mlb2bw
http://www.artikata.com/arti-325274-dilema.html
http://ftiumi.4umer.com/t37-kompetensi-lulusan-teknik-industri

free counters
Memuat...