................................... ...................................
Tags Populer: #Contoh Proposal #Contoh Surat #Autolike Update #Belanja Online
Saturday, June 11, 2011

Quality Control

BAB II
LANDASAN TEORI
QUALITY CONTROL


2.1.        Pengertian Kualitas
Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen untuk mengkonsumsi produk atau jasa tersebut. Kualitas produksi juga memegang pandangan akan layak atau tidaknya barang produksi atau jasa untuk bisa dikonsumsi (dipasarkan), persaingan yang semakin ketat membuat suatu kualitas produk atau jasa harus lebih ditekankan. Perusahaan harus mempunyai peneliti agar dapat membuat inovasi baru untuk selalu merancang akan kesempurnaan produk. Atas dasar ini pula, sangat dibutuhkannya quality control barang (produk) untuk benar-benar bisa menghasilkan produk kualitas tinggi. Tiap produk mempunyai sejumlah unsur yang bersama-sama menggambarkan kecocokan penggunanya. Parameter-parameter ini biasanya dinamakan ciri-ciri kualitas. Ciri-ciri kualitas antara lain adalah fisik, indera dan orientasi waktu (Montgomery,1990).

Kondisi pemakai atau konsumen yang penting adalah nilai guna dan harga produk tersebut. sangatlah penting produk memenuhi syarat-syarat dari orang-orang yang menggunakannya, begitu juga terhadap ketepatan akan syarat-syarat penggunaanya. Kualitas adalah kualitas yang berarti kecocokan penggunaannya sedangkan definisi tentang kualitas dari produk atau layanan adalah kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari pelanggan. Biasanya permintaan konsumen ini diwujudkan dalam tiga syarat, yaitu:

1. Akhir kegunaan suatu produk.

2. Harga jual suatu produk.

3. Tepat waktu (untuk bidang jasa).



2.4.1     Definisi Kualitas Menurut Para Ilmuan

Kualitas mempunyai banyak sekali pengertiannya. Berikut definisi dari kualitas menurut para ilmuan:

a.  Scherkenbach (1991): kualitas ditentukan oleh pelanggan karena  pelanggan menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut.

b.  Elliot (1993): kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat, atau dikatakan sesuai dengan tujuan.

c.   Goetch dan Davis (1995): kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.

d.  Perbendaharaan istilah ISO 8402 dan dari Standar Nasional Indonesia (SNI 19-8402-1991): kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus didefinisikan terlebih dahulu.



2.4.2     Jenis Jenis Perbaikan Kualitas

Jenis-jenis teknik perbaikan kualitas terbagi 2 yaitu yang menggunakan data verbal dan data numerik. Adapun alat-alat yang digunakan dalam teknik menggunakan data verbal adalah sebagai berikut:

1.    Flowchart, adalah diagram alir yang menunjukkan semua langkah dalam suatu proses.

2.    Diagram ishikawa atau diagram sebab akibat atau fishbone diagram, adalah diagram yang yang digunakan untuk mengidentifikasikan dan menganalisa suatu proses atau situasi dan menemukan kemungkinan pentebab suatu persoalan atau masalah yang terjadi.

3.    Aftinity diagram, digunakan untuk menyaring data yang berjumlah besar dan menciptakan pola pikir baru.

Sedangkan pada teknik yang menggunakan data numerik adalah:

1.    Check sheet (lembar pengumpulan data), yaitu alat bantu untuk memudahkan pengumpulan data, yang bentuk isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada.

2.    Diagram pareto (pareto analysis), digunakan untuk mengklasifikasikan masalah menurut sebab dan gejalanya, masalah tersebut didiagramkan menurut prioritas atau tingkat kepentingannya, dengan menggunakan format grafik batang dimana 100% menunjukkan kerugian total. Prinsip yang mendasari diagram ini adalah aturan 80-20 yang menyatakan bahwa 80% of trouble comes from 20% of the problems.

3.    Diagram pencar atau scatter plots atau scatter diagram, adalah diagram yang menunjukkan kemungkinan adanya korelasi antara dua macam variabel tertentu. Kecenderungan (trend) tersebut sangat berguna dalam memisahkan sebab dari gejala.

4.    Control chart atau peta kontrol, merupakan acuan bagi pengukuran dimensi produk untuk menjamin bahwa barang atau jasa yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Peta kontrol terbagi lagi menjadi peta kontrol data variabel (yang ditekankan pada proses atau mutunya) dan peta kontrol data atribut (ditekankan setelah pengedalian kualitas). Peta kontrol data variabel terbagi atas peta X dan peta R, sedangkan peta kontrol data atribut terbagi atas peta P dan peta C.

5.    Histrogam adalah suatu bentuk penyajian data dalam bentuk diagram atau grafik.



2.4.3     Pengertian Quality Control

Quality control merupakan suatu kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu atau ukuran seberapa dekat sebuah barang atau jasa memiliki kesesuaian dengan standar-standar yang dicantumkan yang dapat tercermin dalam hasil akhir atau pengendalian kualitas dapat dikatakan juga sebagai usaha untuk mempertahankan mutu dan kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan-kebijakan perusahaan (Nasrullah, 1997).

Maksud dari pengawasan mutu adalah agar hasil spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar dapat tercemin dalam produk atau hasil akhir. Secara terperinci dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengawasan mutu adalah berikut:

1.    Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan

2.    Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

3.    Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.

4.    Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Quality control tidak hanya dibutuhkan dalam bidang industri, tetapi juga pada bidang manajemen pun memegang peranan yang sangat penting. Ada beberapa langkah yang sering dilakukan dalam proses kontrol kualitas yaitu:

1. Penentuan standar

Menentukan standar kualitas produksi sesuai dengan pesanan atau permintaan.

2. Konfirmasi

Membandingkan hasil produksi dengan ukuran standar yang telah ditentukan.

3. Tindakan

Mengambil tindakan (koreksi) bila standar dilampaui.

4. Rencana Perbaikan

Mengembangkan usaha terus menerus untuk memperbaiki standar harga dan standar mutu.

Menjaga agar kualitas jasa yang diberikan oleh suatu organisasi dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Harus dilakukan tiga aktivitas sebagai berikut:

a.  Kontrol atau Pengendalian Kualitas (Quality Control)

Pengendalian kualitas bertujuan untuk memantau performansi proses-proses operasional penyediaan atau pemberian jasa. Kegiatan ini termasuk kegiatan internal organisasi.

b.  Penilaian Kualitas (Quality Assessment)

Penilaian kualitas bertujuan untuk menilai jasa atau hasil jasa yang diberikan pihak organisasi jasa pada pelanggannya. Aktivitas ini dilakukan oleh pelanggan dan organisasi penyedia jasa. Dari dua hasil penilaian tersebut, penilaian oleh pelanggan merupakan penilaian yang utama.

c.   Audit Kualitas (Quality Audit)

Audit kualitas bertujuan untuk memantau kesesuaian pengimplementasian dan keefektifan sistem kualitas jasa yang ada. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh pihak internal organisasi atau pihak eksternal. Penjelasan lebih rinci mengenai model ini dapat dibaca pada dokumen ISO 9000 (9004-2).

Kualitas suatu produk berkaitan dengan bentuk, warna, dan dapat pula dikaitkan dengan seni, karena kualitas selalu dikaitkan dengan memenuhi selera konsumen. Konsumen bersedia membayar dengan harga mahal, asalkan mereka memperoleh kepuasan. Artinya mereka bersedia membeli suatu barang dengan harga yang masuk akal, tetapi kualitas harganya baik. Kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan (Prawirosentono, 2001).







2.4.4     Macam-Macam Pengendalian Kualitas

Pembagian-pembagian dalam pengendalian kualitas adalah secara desentralisasi, pengawasan proses terakhir dan diproses serta pengendalian kualitas pada proses produksi “continous” dan pada proses produksi yang “intermittent”. Pada dasarnya pengendalian kualitas tersebut sama yaitu ada penentuan standar kualitas, ada pemeriksaannya, tujuannya agar pemeriksaan biayanya rendah. Bedanya karena yang satu berdasarkan pemesanan, maka setiap waktu perlu ditentukan standar untuk pesanan tertentu. Pada proses produksi yang continous pengendalian kualitas dapat dilaksanakan dengan teknik statistis.



2.4.5     Dimensi Kualitas

Dimensi kualitas untuk industri manufaktur terdiri dari 6 dimensi (Garvin,1996). Berikut dimensi kualitas industri manufaktur:

a.  Performance   : kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri.

b.  Feature            : ciri khas produk yang membedakan dari produk lain.

c.   Reliability        :     kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalannya atau karena kemungkinan kerusakan yang rendah.

d.  Conformance :    kesesuaian produk dengan syarat, ukuran, karakteristik desain, dan operasi yang ditetapkan.

e.  Durability         : tingkat ketahanan produk atau lama umur produk.

f.    Serviceability : yaitu kemudahan perbaikan atau ketersediaan komponen produk.

g.  Aesthetic          : keindahan atau daya tarik produk.

h.  Perception       : fanatisme konsumen akan merek suatu produk tertentu karena citra atau reputasinya.

Kualitas pada industri manufaktur selain menekankan pada produk yang dihasilkan, juga perlu diperhatikan kualitas pada proses produksi. Kualitas industri manufaktur  yang harus ditekankan meliputi bahan baku hingga barang jadi, kualitas jasa meliputi pelayanan yang terbaik dan tempat yang disediakan harus baik (http://202.91.15.14/upload/files/5552_Kuliah_1-3.pdf).



2.4.6     Gambar Kontrol (control chart)

Suatu yang menyajikan secara grafik keadaan produksi secara kronologi (jam per jam atau hari per hari). Batas-batas yang menggambarkan kemampuan produksi waktu yang lalu. Jika kurva yang dihasilkan melampaui batas-batas yang ada, maka suatu perubahan atau penyesuaian dalam proses produksi dianjurkan, bahkan mungkin diperlukan suatu penyelidikan lebih mendalam. Ada dua macam gambar kontrol yakni:

a. Gambar kontrol Shewart untuk ukuran karakteristik kualitas.

Gambar kontrol ini disebut gambar untuk variabel atau gambar untuk X dan R (mean dan range) dan gambar untuk X dan σ (mean dan deviasi standar).

b. Gambar kontrol untuk proporsi atau perbandingan antara banyaknya produk yang cacat dengan seluruh produksi. Gambar kontrol ini sering disebut gambar-p (p-chart).


7 komentar:

  1. nice post..
    ijin sedot artikelnya..
    untuk tugas kulian.. thnks

    ReplyDelete
  2. seep dila. sharing lebih baik. smoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  3. kalau jenis-jenis pekerjaan dibagian Quality Control itu apa saja? terimakasih

    ReplyDelete
  4. jangan lupa share juga jenis-jenis pekerjaan QC, makasih

    ReplyDelete
  5. @Ratno Endonesianto Maksudnya pekerjaan QC dalam dunia industri..? biasanya Engineer QC ahli dalam mengerjakan tugas seperti bertanggung jawab atas pemeliharaan peralatan. mahir dalam menguji bahan atau material yang akan di pakai, serta mampu menyiapkan laporan yang sesuai dari penerapan sistem manajemen mutu di perusahaan, tergantung dari pihak manajemen perusahaan. laporan tersebut digunakan untuk pengendalian mutu suatu perusahaan tersebut.

    ReplyDelete

Silahkan Berkomentar Sahabat. Jangan malu untuk menulis komentar. Pembaca yang baik akan selalu berkomentar Positif. Semoga komentar anda dapat memberi inspirasi bagi penulis. Dimohon untuk tidak berkomentar dengan Kata-kata yang dianggap tidak sopan. "Komentar Akan di Moderasi" Terimakasih dan Mohon Maaf Jika Komentar Lambat di Respon... Tinggalkan jejakmu Dibawah ini:

Terima Kasih Sudah Menyempatkan Waktu untuk Berkomentar

free counters
Memuat...