................................... ...................................
Tags Populer: #Contoh Proposal #Contoh Surat #Autolike Update #Belanja Online
Friday, June 03, 2011

Kerangka Konseptual-Suatu model


Salah astu model adalah rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FASB yang diwujudkan dalam seperangkat pertanyaan resmi yang disebut Statements of financial Accounting Concepts (SFAC). Model FASB digunakan sebagai basis pembahasan dlam bab ini karena model tersebut memuat secara lengkap pnjelasan, penalaran, dan argumen untuk tiap konsep yang dipilih sehingga mempunyai aspek pembelajaran atau pemelajaran dan pendidikan yang bermanfaat.
Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujan Pelaporan menentukan konsep-konsep dan prisip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, dan susunan statemen keuangan. Untuk menurunkan pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan kepentingannya harus diidentifikasikan dengan jelas sehingga informasi yang dihasilkan pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan informasional pihak yang dituju. Dengan demikian, diharapkan tujuan yang lebih luas (tujuan ekonomi dan sosial negara) akan tercapai pula.
Pemakai dan Kepentingannya
Kepentingan pemakai juga beragam tidak hanya antar kelompok pemakai tetapi juga di dalam kelompok pemakai. Beragam kepentingan antara lain adalah pertanggung jawaban, kebermanfaatan keputusan, riset keungan dan pasar, pentuan tarif, pentuan pajak, pengendalian sosial, pengendalian alokasi sumber daya ekonomi, dan pengukuran kinerja entitas. Jadi, penentuan merupakan suatu proses yang kompleks.
Masalah penyusunan tujuan adalah menentukan siapa yang dituju, apa saja kepentingannya, seberapa luas (banyak) informasi yang diinginkan, apa saja sumber informasi yang telah tersedia, dan seberapa banyak informasi yang dapat dilayani melalui statemen keuangan. Karateristik pemakai statemen keungan juga harus dipertimbangkan dalam penentuan tujuan laporan keuangan.
Dalam masalah diatas, Most menunjukkan dua pendekatan dalam penentuan tujuan penyediaan informasi (pelaporan keuangan) yaitu:
(1)   Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai bermacam-macam kepentingan keputusan, atau
(2)   Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai kepentingan tertentu yang diketahui (teridentifikasi).
Aspek Sosial Tujuan Pelaporan
Sebagai teknologi, pelaporan keuangan dalam suatu negara harus direkayasa sehingga tujuan sosial dan ekonomik negara tercapai. Tujuan nasional dapat tercapai apabila kegiatan individual dengan berbagai motivasi untuk mencapai tujuan individuallya juga memaksimumkan tujuan negara. Dengan kata lain, terjadi keselarasan (kongruensi) antara tujuan / perilaku ekonomik individual yang membentuk masyarakat dan tujuan ekonomik negara. Bila akuntansi harus berperan dalam hal ini, maka tujuan pelaporan keuangan harus dipertimbangkan dalam konteks tujuan kegiatan sosia atau masyarakat dalam suatu negara.
Bloom dan Elgers (1995) mendeskripsi tiga macam tujuan kegiatan sosial / masyarakat (sosial activity) dan implikasinaya terhadap penentuan tujuan pelaporan keuangan yaitu: tujuan fungsional (functional objectives), tujuan bersama (common objectives), dan tujuan kelompok dominan (dominant group objectives).
Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional adalah tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan / motivasi masing-masing individual didalamnya. Tujuan individual tidak diamati sedangkan tujuan fungsional dapat diidentifikasikan dengan mengamati konsekuensi-konsekuensi dari kegiatan masyarakat atau organisasi yang dinyatakan terjadi. Dengan demikian, tujuan fungsional merupakan tujuan normatif yang menjadi pedoman dalam pembuatan kebijakan di tingkat nasional atau organisasi. Sebagai kegiatan sosial (social activity), tujuan fungsional akuntansi dapat ditetapkan misalnya untuk :
1.      Mengalokasikan sumber daya ekonomi secara efisien.
2.      Membantu perusahaan untuk dapat memperoleh dana untuk ekspansi.
3.      Membantu pemerintah untuk menarik pajak secara adil dan efisien.
4.      Membantu para manajer dalam keputusan investasi.
5.      Mempertanggung jawabkan pengelolaan keuangan negara.
6.      Memfasilitasi fungsi dan pengendalian sosial.
7.      Mengarahkan perilaku manajer untuk mengambil keputusan yang selaras dengan tujuan sosial dan ekonomik negara.
8.      Mengurangi atau mencegah konflik kepentingan antara manajer, auditor dan pemegang saham.
Tujuan Besama
Tujuan bersama adalah satu atau beberapa (subhimpunan) tujuan individual yang sama dengan tujuan individual lainnya. Kalau tujuan fungsional disusun tanpa memperhatikan tujuan-tujuan individual,  tujuan bersama ditentukan dengan mengidentifikasikan dahulu tujuan-tujuan individual (seluruh anggota masyarakat) yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan sosial.
Tujuan Kelompok Dominan
Kelompok atau grup dominan adalah kelompok yang konsekuensi keputusan atau tindakannya mempengaruhi secara kuat semua anggota masyarakat. Tujuan kelompok nondominan menjadi tidak relevan atau di anggap terlalu lemah untuk mempengaruhi kegiatan sosial.
Kalau akuntansi sebagai kegiatan sosial harus menentukan tujuan atas dasar kelompok dominan, harapannya adalah sebagian tujuan-tujuan kelompok kelompok non domina ada yang selaras denga n tujuan kelompok dominan.
Perkembangan Tujuan Pelaporan Keuangan
Atas dasar aspek sosial diatas, tujuan pelaporan keuangan dalam profesi akuntansi di Amerika mengalami secara evolusi. Perkembangan terjadi karena pergeseran kesepakatan dalam hal siapa kelompok yang dituju, apa kepentingannya, dan seperti apa model pengambilan keputusan yang digunakan.
Tujuan versi ASOBAT
Walaupun berorientasi pada kebutuhan pemakai, komite eksekutif AAA tidak secara spesifik mengidentifikasikan pihak pemakai laporan keuangan. Komite ini mendefinisikan tujuan pelaporan keuangan dengan menunjukkan manfaatnya untuk :
1.      Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya (alam, fisis, manusia, dan finansial) yang terbatas.
2.      Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu organisasi secara efektif.
3.      Memeliharan dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen.
4.      Memberi kemudahaan berjalannna fungsi dan pengendalian sosial.
Dapat disimpulkan bahwa pemakai yang diarah oleh tujuan diatas adalah berbagai kelompok yaitu manajemen, investor, kreditor, pegawai, pemasok, dan regulator walaupun tujuan sosial juga menjadi perhatian sebagaimana terefleksi dalam tujuan ke empat. Karena pihak yang dituju tidak jelas, dapat dikatan bahwa ASOBAT sebenarnya mendefinisi tujuan fungsional.
Tujuan versi APB No.4
Tujuan pelaporan keungan yang dicanangkan dalam APB No.4 secara umum dinyatakan sebagai berikut :
The basic purpose of financial accounting and financial statements is to provide financial information about individual business that is userful in making economic decisions (prg.21).
APB No.4 memuat dua tujuan pelaporan yaitu umum (general objectives) dan tujuan kualitatif (qualitative objectives), tujuan diatas merupakan tujuan umum yang dijadikan dasar untuk menentukan kandungan informasi akuntansi (apa yang harus dilaporkan). Tujuan umum ini dijabarkan lebih lanjut menjadi (prg.2):
(1)   To present reliable financial information about enterprises resources and obligations, economic progress, and other changes in resources and obligations,
(2)   To present information helpful in estimating earnings potential,
(3)   To present other financial information needed by users, particularly owners and creditors.

Tujuan tersebut akhirnya menjadi APB untuk menentukan dan mendefinisikan elemen-elemen pelaporan keuangan.  APB menyadari bahwa terdapat berbagai kelompok pemakai informasi akuntansi tetapi APB mengarahkan pelaporan secara khusus ke investor (pemilik) dan kreditor sebagai fokus.

Tujuan versi Trueblood Committee
Komite yang diketuai oleh Robert M. Trueblood di bentuk oleh AICPA pada athun 1971 mendapat tugas untuk menyempurnakan dan mengembangkan tujuan pelaporan yang telah dihasilkan oleh APB. Komite trueblood menjabarkan tujuan APB No.4 kedalam dua belas butir tujuan yang saling berkaitan secara hierarkis dengan menunjukka empat aspek yang melekat pada tiap tujuan yaitu: informasi tentang apa, siapa yang dituju, untuk apa informasi digunakan, serta hierarki tujuan dengan tujuan yang lainnya.

Tujuan Pelaporan Keuangan FASB
Sebagai suatu “konsistusi,” tujuan pelaporan keuangan merupakan landasan penting dalam suatu rerangaka konseptual. Perekayasaan pelaporan keuangan dimulai dari penetuan tujuan pelaporan. Dengan tujuan ini tersirat bahwa sasaran pelaporan adalah para pelaku dalam dunia bisnis dan perekonomian negara. FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran yaitu bahwa :
1.      Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan sosial tempat akuntansi diterapkan.
2.      Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karateristik dan keterbatasan informasi yang dapat disampaikan melalui mekanisme pelaporan keuangan.
3.      Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang inggin dipenuhi kebutuhan informasionalnya.

Konteks Lingkungan Tujuan Laporan
FASB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat steril (immutable) dari lingkungan penerapan laporan keuangan. Ini berarti bahwa tujuan laporan harus dikaitkan dengan tujuan sosial dan ekonomi negara. Tujuan laporan FASB yang didasarkan atas lingkungan ekonomik, hukum, poloitis, dan sosial di Amerika. Lingkungan penerapan akuntansi di Amerika diberi ciri sebagai berikut:
1.      Sistem ekonomi pasar yang maju (highly developed exchange economy).
2.      Sistem produksi, keuangan, dan perbankan yang canggih.
3.      Pemisahaan antara pemilikan dan manajemen, kegiatan perusahaan dijalankan melalui perusahaan / badan usaha milik investor (investor owned business enterprises).
4.      Pasar modal sebagai sarana pemenuhan modal utama selain lembaga keuangan.
5.      Pemilikan pribadi sumber ekonomi diakui dan di lindungi pemerintah (private ownership is honored), sumber daya produktif lebih banyak dikelolah oleh swasta/pribadi dari pada oleh pemerintah dan pemerintah bertindak sebagai regulator
6.      Pemerintah membantu kegiatan bisnis dan ekonomik dengan menyediakan informasi publik yang sebagian berasal dari informasi pelaporan keuangan yang disediakan oleh setiap badan usaha.
7.      Reabilitasi atau kredibilitas informasi dalam pelaporan keuangan dicapai melalui pengauditan oleh auditor independen.

Karateristik dan Keterbatasan Informasi
Pihak yang berkepentingan dengan operasi suatu badan usaha memebutuhkan berbagai informasi relevan tenteng badan usaha dan lingkungan bisnis dan ekonomik tempat beroperasinya badan usaha. Karateristik dan keterbatasan tersebut adalah bahwa informasi yang disediakan melalui mekanisma pelaporan keuangan:
1.      Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan dari pada dengan industri atau ekonomi secara keseluruhan.
2.      Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan (approximation) dari pada hasil perhitungan yang pasti.
3.      Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi (historis).
4.      Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha.
5.      Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos (cost) sehingga pertimbangan kos-manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan.

Fokus atau Cakupan Informasi
Walaupun manajemen juga merupakan pihak yang berkepentingan dengan informasi tentang badan usaha yang di kelolah, FASB membatasi tujuan pelaporan untuk kepentingan pelaporan kepada pihak eksternal dalam bentuk pelaporan keuangan umum (general purpose external financial reporting). Prtimbangan atau pelaporan FASB untuk memfokuskan pelaporan pada pelaporan keuangan umum diuraikan berikut ini:
1.      Tujuan laporan didasarkan pada keperluan para pemakai eksternal yang tidak mempunyai autoritas untuk menentukan atau akses untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan sehingga mereka harus menggantungkan diri pada informasi yang disampaikan oleh manejemen kepada mereka.
2.      Oleh karena itu, tujuan pelaporan disusun atas dasar gagasan bahwa kemampuan perusahaan untuk menciptakan aliran kas yang menguntungkan merupakan fokus atau kepentingan umum/bersama (common interest) dari berbagai pemakaian informasi.
3.      Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk melayani keputusan investasi dan kredit bukan hanya dengan informasi yang dapat dituangkan dalam bentuk statemen keuangan.

Isi Tujuan Pelaporan
Tiga sapek landasan pikiran diatas, yaitu konteks lingkungan, keterbatasan, dan fokus laporan, menjadi pertimbangan FASB untuk merumuskan tujuan pelaporan keuangan sebagi slah satu komponen rerangka konseptual. FASB menjabarkan lebih lanjut posisi keuangan dan perubahannya dalam bentuk butir-butir informasi yang harus disajikan yang releva dengan keputusan investasi dan kredit. Butir-butir ini akan menjadi basis dalam pengembangan elemen statemen keuangan. Butir-butir trsebut adalah (SFAC No.1, prg. 41-54):
1.      Economic resource, obligations, and owners’ equity
2.      Enterprise performance and earnings
3.      Liquidity, solvency, and funds flows
4.      Management stewardship and performance
5.      Management explanitions and interpretations

Teori Dibalik Tujuan Pelaporan FASB
Telah disebut bahwa aspek konteks lingkungan, karateristik dan keterbatasan informasi, dan fokus/lingkup pelaporan menjadi pertimbangan dalam perumusan tujuan pelaporan. Tentu saja ada alasan teoritis (penalaran) mengapa FASB menetapkan bahwa investor dan kreditor menjadi sasaran tujuan pelaporan.

Pasar modal adalah sarana untuk mempertemukan peminta dan pemasok atau penyediaan dana. Pasar modal merupakan suatu sistem pemenuhan kebutuhan dana dan investasi yang terorganisasi yang melibatkan partisipan yang terdiri atas bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuanagan, investor, dan kreditor dan melibatkan instrumen keuangan dan surat berharga baik jangka panjang atau jang pendek.
Secara ringkas, FASB berasumsi bahwa informasi akuntansi mempengaruhi keputusan investasi para investor dan kreditor. Dengan mekanisme pasar modal dan pasar bebas, evalusai terhadap badan usaha secara keseluruhan tercermin dalam harga pasar sekuritas badan usaha. Karena standar akuntansi menetapkan informasi apa yang harus diungkapkan maka akuntansi mempunyai pengaruh ekonomik terhadap kemakmuran partisipan melaui harga sekuritas.

Tujuan Pelaporan Entitas Nonbisnis
Tujuan pelaporan keuangan untuk organisasi nonbisnis dimasukka sebagai salah satu komponen rerangka konseptual. FASB berargumen bahwa karateristik kedua kategori organisasi (bisnis dan nonbisnis) mengandung persamaan dan perbedaan tetapi tidak perlu disusun dua rerangka konseptual terpisah untuk masing-masing kategori organisasi.

Pada mulanya, FASB mempertimbangkan organisasi-organisasi berikut sebagai nonbisnis:
1.      Unit-unit kepemerintahan (state and local governmental units).
2.      Organisasi amal dan ke agamaan.
3.      Institusi sosial.
4.      Organisasi swasta nonprofit.

FASB mengidentifikasi ciri-ciri nonbisnis (nonbusiness characteristics) yang menjadikan tujuan pelaporan organisasi nonbisnis berbeda dengan bisnis. Ciri-ciri tersebut adalah (SFAC No. 4, prg.6):
(a)    Penerimaan sumber ekonomik yang cukup besar dari penyediaan dana yang tidak mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang perposional dengan sumber ekonomik yang diserahkan.
(b)   Tujuan operasi selain menyediakan/ menjual barang dan jasa untuk mendatangkan laba atau setara laba.
(c)    Tidak terdapatnya hak pemilikan dengan perposi tertentu/pasti yang dapat dijual, dipindahtangankan, atau ditarik, atau mengandung hak yuridis atas bagian dari sisa kekayaan dalam hal organisasi dilikuidasi/dibubarkan.

Karateristik Kualitatif Informasi
Kriteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya dengan masalah apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi pihak pemakai yang dituju. Kebermanfaatan (usefulness) merupakan suatu karateristik yang hanya dapat ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan, pemakai, dan keyakinan pemakai terhadap informasi. Oleh karena itu, kriteria ini secara umum disebut karateristik kualitatif (qualitative characteristics) atau kualitas (qualities) informasi akuntansi.

Nilai Informasi
Mengatakan bahwa informasi harus bermanfaat bagi para pemakai sama saja dengan menyatakan bahwa informasi harus mempunyai nilai. Informasi dikatakan mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan) apabila informasi tersebut:
1.      Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya dimasa lalu, sekarang atau masa datang.
2.      Menambah keyakina para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian.
3.      Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.

Keterpahamian (Understandibility)
Keterpahamian adalah kemampuan informasi untuk dapat dicerna maknanya oleh pemakai. Dua faktor mempengaruhi keterpahamian informasi yaitu pemakaian informasi itu sendiri. FASB menganalogi informasi sebagai alat atau perkakas. Alat akan bermanfaat bagi pemakai kalau alat tersebut memang alat yang cocok atau tepat dan manfaat bersedia untuk belajar mengenai kemampuan dan cara kerja alat tersebut.
Keberpautan (Relevance)
Keberpautan atau kerelevanan adalah kemampuan informasi untuk menbantu pemakai dalam membedakan beberapa alternatif keputusan sehingga pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan. Bila dihubungkan dengan tujuan pelaporan keuangan, keberpautan adalah kemampuan informasi untuk membantu investor, kreditor, dan pemakai lain dalam menyusun prediksi-prediksi tentang beberapa munculan (outcomes) dari kejadian masa lalu, sekarang, dan masa datang atau dalam menkonfirmasi atau mengkoreksi harapan-harapannya.

Nilai Prediktif (Predictive Value)
Sebagai unsur keberpautan, nilai prediktif adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam meningkatkan probabilitas bahwa harapan-harapan makai akan memuncul/hasil (outcomes) suatu kejadian masa lalu atau datang dan terjadi.

Nilai Balikan (Feedback Value)
Sebagai unsur Keberpautan, nilai Balikan adalah kemampuan informasi untuk membantu pamakai dalam mengkonfirmasi dan mengkoreksi harapan-harapan pemakai dimasa lalu,

Ketepatwaktuan (Timeliness)
Sebagai aspek pendukung keberpautan, ketepatwaktuan adalah tersedianya informasi bagi pembuta keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. Tersedianya informasi lama setelah suatu kejadian yang memerlukan tanggapan atau keputusan belalu menjadikan informasi tersebut tidak mempunyai nilai lagi.

Keterandalan (Reliability)
Keterandalan adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid. Informasi akn menjadi berkurang nilainya kalau orang yang menggunakan informasi meragukan kebenaran atau validitas informasi tersebut.

Ketepatan Penyimbolan (Representational Faithfulness)
Ketepatan penyimbolan adalah kesesuaian atau kecocokan antara pengukur atau deskripsi (representasi) dan fenomena yang di ukur atau di deskripsi. Dalam akuntansi, fenomena yang inggin di representasi adalah kondisi fisis, kondisi keuangan, dan kegiatan ekonomik badan usaha berupa sumber ekonomik, dan kewajiban keuangan, dan transaksi atau kejadian yang mengubah sumber ekonomik dan kewajiban terebut.

Keterujian (verifiability)
Sebagai unsur keterandalan, keterujian adalah kmampuan informasi untuk memberi keyakinan yang tinggi kepada para pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk menguji secara independen ketepatan penyimbolan (kebenaran/validitas informasi). Secara ringkas, keterujian (veriviabilitas) adalh kemampuan untuk meyakinkan bahwa informasi merepresentasi apa yang dimaksudkan untuk direpresentasi sesuai dengan konsensus atau bahwa cara pengukuran yang dipilih telah diaplikasi tanpa kesalahan atau bias. Verivikasi lebih berkaitan dengan meminimkan bias dalam proses pengukuran (meassurer bias) dari pada dengan menentukan ketepatan dasar pengukuran (measurement bias). Dengan demikian, verivikasi tidak
Dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa dasar pengukuran relevan dengan keputusan yang dituju.

Keterandalan (Neutrality)
Sebagai unsur sekonder keterandalan, kenetralan adalah ketidak berpihakan pada grup tertentu atau ketakberbiasan (unbiasedness) dalam perlakuan akuntansi. Ketakberbiasan berarti bahwa informasi disajikan tidak untuk mengarahkan grup pemakai tertentu agar bertindak sesuai dengan keinginan penyediaan informasi atau untuk menguntungkan/ merugikan grup pemakai tertentu atau untuk menghindari kibat/ konsekuensi tertentu bagi sekelompok pemakai.

Netral tidak berarti tanpa tujuan dan tidak berarti bahwa informasi akuntansi tidak mempengaruhi perilaku. Tanpa tujuan dan pengaruh terhadap perilaku, informasi akuntansi tidak akan mempunyai nilai atau relevansi sehingga penyediaannya menjadi percuma (sia-sia). Yang menjadi masalah adalah membelokkan tujuan atau perilaku dengan mengorbankan reabilitas dan relevansi.

Keterbandingan (Comparability)
Keterbandingan merupakan unsur tambahan yang menjadikan informasi bermanfaat. Keterbandingan adalah kemampuan informasi untuk membantu para pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua perangkat fenomena ekonomik (misalnya dua perangkat statemen keuangan yang merepresentasi kegiatan dua badan usaha). Informasi tentang suatu badan usaha akan bertambah tingkat kenermanfaatannya bila tidak dapat dibandingkan dengan informasi serupa tentang badan usaha yang sama untuk suatu periode yang lain atau suatu saat yang lain. Jadi, kebermanfaatan informasi tentang suatu objek akan meningkat jika informasi tersebut dibandingkan dengan suatu patok duga (benchmark).Hendriksen dan van Breda (1992,hlm.142) menunjukkan argumen para pendukung masing-masing pendekatan.

Pendukung keseragaman:
1.      Adanya berbagai metode akuntansi yang diperbolehkan menjadikan perbandingan antar perusahaan sulit bahkan tidak mungkin dilakukan.
2.      Keleluasaan untuk memilih metode yang cocok dapat membuka kesempatan bagi manajemen untuk memanipulasi informasi untuk kepentingannya.
3.      Keseragaman yang ditentukan sendiri oleh profesi atau sektor swasta akan lebih bermanfaat dibandingkan keseragaman yang dipaksakan oleh autoritas (SEC/BAPEPAM atau pemerintah).



Pendukung keragaman:
1.      Keseragaman akan membatasi kebebasan manajemen untuk menentukan metode terbaik dalam konteks kegiatan perusahaannya.
2.      Keseragaman prosedur yang kaku justru akan merugikan perbandingan karena informasi tidak lagi berpaut dan terandalkan untuk kegiatan nyata tiap perusahaan.
3.      Keseragaman menghalangi perubahan yang memang diperlukan untuk menuju ke perbaikan.

Materialiatas (Materiality)
Suatu informasi kemungkinan memenuhi semua kualitas yang telah disebutkan diatas. Persoalannya adalah informasi tersebut akan dilaporkan via statemen keuangan. Untuk dilaporkan melalui statemen keuangan, informasi ahrus diakui dalam sistem pembukuan sehingga pengaruhnya terefleksi dalam statemen keuangan. Bila tidak diakui, apakah informasi tersebut cukup penting untuk dilaporkan melalui media pelaporan lain.

Secara praktis dan teoritis, akan banyak informasi yang memenuhi kriteria tersebut. Kalau informasi yang memenuhi kriteria tersebut harus dimasukkan dalam statemen keuangan, dapat dibayangkan bahwa statemen keuangan akan terlalu banyak memuat informasi sehingga akan menjadi sangat tebal. Para pemakai belum tentu menggunakan semua informasi karena informasi yang berpaut dengan keputusan dan teruji belum tentu penting bagi mereka. Keputusan untuk tidak mencantumkan suatu informasi dalam statemen keuangan dapat disebabkan oleh pertimbangan bahwa investor tidak tertarik dengan informasi (masalah keberpautan) atau karena jumlah rupiah informasi akuntansi terlalu kecil untuk mempengaruhi keputusan (masalah penting atau tidak).

Bobot Keberpautan dan Keterandalan
Keberpautan dan keterandalan keterandalan harus melekat pada suatu informasi agar informasi tersebut bermanfaat. Kebermanfaatan akan hilang kalau salah satu karateristik tidak ada. Karateristik keberpautan dan keterandalan juga menjadi kriteria yang keduanya harus dipenuhi dalam pengakuan informasi untuk disajikan dalam statemen keuangan.

Elemen-Elemen Statemen Keuangan
Elemen statemen keuangan adalah makna (meaning) atau konstruk (constuct) yang sengaja ditentukan dalam perekayasaan akuntansi untuk menyimbolkan atau merepresentasikan realitas kegiatan usaha suatu badan usaha sehingga orang dapat membayangkan realita kegiatan tersebut. Kegiatan badan usaha disini meliputi kondisi fisis dan nonfisis serta proses ekonomik badan usaha.


Elemen-elemen umum dan tujuan tersebut adalah:
1.      Aliran kas bersih masa datang ke badan usaha
2.      Sumber daya ekonomik badan usaha
3.      Klaim terhadap sumber ekonomik tersebut dari
a.       Entitas atau badan usaha lain.
b.      Pemilik
4.      Perubahan elemen diatas akibat transaksi, kejadian, atau keadaan.

Atas dasar karateristik kualitatif (keterandalan, khususnya ketepatan penyimbolan, dan keberpautan), tujuan pelaporan keuangan (informasi sepantik yang harus disajikan), dan elemen-elemen umum sebagaimana dibahas di atas, FASB mengidentifikasi elemen-elemen spesifik penting sebagai berikut:

            Untuk entitas bisnis
                Aset (assets)
                Kewajiban (liabilities)
                Ekuitas (equities) atau aset bersih (net assets) untuk entitas nonbisnis
                Investasi oleh pemilik (investments by owners)
                Distribusi ke pemilik (distributions to owners)
                Laba komprehensif (comprehensive income)
                Pendapatan (revenues)
                Biaya (expenses)
                Utang (gains)
                Rugi (losses)
                Aliran kas dari operasi (cash flows from operating activities)
                Aliran kas dari kegiatan investasi (cash flows from investing activities)
                Aliran kas dari kegiatan pendanaan (cash flows from financing activities)

            Elemen aset bersih untuk entitas nonbisnis
                Aset bersih terbatas permanen (permanently restricted net assets)
                Aset bersih terbatas sementara (temporarily restricted net assets)
                Aset bersih tak terbatas/ bebas (unrestricted net assets)
.



   
   







2 komentar:

  1. sayangnya nggak bisa di copi buat bahan tugas kuliah

    ReplyDelete
  2. sayangnya nggak bisa dicopi buat tugas kampus

    ReplyDelete

Silahkan Berkomentar Sahabat. Jangan malu untuk menulis komentar. Pembaca yang baik akan selalu berkomentar Positif. Semoga komentar anda dapat memberi inspirasi bagi penulis. Dimohon untuk tidak berkomentar dengan Kata-kata yang dianggap tidak sopan. "Komentar Akan di Moderasi" Terimakasih dan Mohon Maaf Jika Komentar Lambat di Respon... Tinggalkan jejakmu Dibawah ini:

Terima Kasih Sudah Menyempatkan Waktu untuk Berkomentar

free counters
Memuat...