................................... ...................................
Tags Populer: #Contoh Proposal #Contoh Surat #Autolike Update #Belanja Online
Sunday, May 06, 2012

Jurnal Line Balancing

PENDAHULUAN
Pergerakan ekonomi yang semakin meningkat membuat perusahaan manufaktur harus bertindak lebih tegas untuk memecahkan suatu permasalahan dalam memanfaatkan segala sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Tindakan tersebut berguna untuk menciptakan perbaikan pada sistem produksinya. Salah satu hal yang berperan penting untuk menciptakan perbaikan tersebut yaitu perencanaan stasiun kerja yang efektif, dimana jangan sampai terjadi penumpukan bahan di salah satu stasiun kerja dan ada operator  yang menganggur di stasiun kerja yang lain.
            Perusahaan yang baik akan selalu dituntut untuk menciptakan suatu sistem produksi yang baik dan sesuai, sehingga apabila ada suatu permasalahan yang sulit, perusahaan akan dapat mengatasinya dengan mudah. Sebagai contoh dari suatu permasalahan tersebut yaitu apabila perencanaan dan pengaturan tidak tepat dalam mengatur stasiun kerja, maka akan berakibat lintas perakitan tersebut tidak efisien karena terjadinya penumpukan material (bootle neck). Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi sistem produksi yang efektif dan efisien adalah melalui keseimbangan lini (line balancing). Line balancing biasanya dilakukan berdasarkan pengelompokan stasiun kerja (work station). Setiap stasiun kerja terdiri dari berbagai macam kegiatan yang berbeda-beda. Line balancing biasanya dilakukan untuk menyeimbangkan waktu pengerjaan dalam setiap stasiun kerja, agar tidak melebihi waktu siklus (cycle time). Efisiensi sistem produksi yang baik, biasanya terlihat dari perencanaan aliran proses produksi yang seimbang diantara stasiun kerja tanpa adanya penumpukan material pada salah satu proses dan operator menganggur, menunggu terselesaikan pekerjaan pada proses sebelumnya.
            Laporan akhir tentang line balancing dalam pembuatan rak pajangan terdiri dari beberapa operasi. Setiap operasi saling berhubungan dalam suatu lintasan produksi. Permasalahan yang dibahas dalam line balancing yaitu bagaimana menyeimbangkan lintasan dalam pembuatan rak pajangan.
            Batasan masalah dalam pembuatan laporan akhir ini yaitu jumlah hari kerja selama satu tahun sebanyak 298 hari dengan 8 jam kerja setiap harinya. Rencana produksi pembuatan rak pajangan sebanyak 6221 unit. Metode yang dipakai hanya metode bobot posisi (RPW) dan metode kilbridge-waster
            Tujuan yang akan dibuat laporan akhir ini tentang line balancing yaitu membandingkan metode bobot posisi (RPW) dengan metode kilbridge-waster pada lini perakitan rak pajangan yang terdiri dari kecepatan lintasan, jumlah workstation, pengalokasian, efisiensi lini, balance delay, smoothness index.
TINJAUAN PUSTAKA
            Keseimbangan lini perakitan (line balancing) merupakan suatu metode penugasan pekerjaan ke dalam stasiun kerja-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lini produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu yang tidak melebihi waktu siklus stasiun kerja tersebut. Menurut Purnomo (2004), keseimbangan lini perakitan (line balancing) adalah upaya untuk meminimumkan ketidakseimbangan diantara mesin-mesin atau personil untuk mendapatkan waktu yang sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan kecepatan produksi yang diinginkan. Kriteria umum keseimbangan lintasan perakitan adalah memaksimumkan efisiensi dan meminimumkan balance delay. Menurut Baroto (2002), tujuan utama dari penggunaan metode line balancing ini adalah untuk mengurangi atau meminimumkan waktu menganggur (idle time) pada lintasan yang ditentukan oleh operasi yang paling lambat. Selain itu, tujuan perencanaan keseimbangan lintasan adalah mendistribusikan unit-unit kerja atau elemen-elemen kerja pada setiap stasiun kerja agar waktu menganggur dari stasiun kerja pada suatu lintasan produksi dapat ditekan seminimal mungkin sehingga pemanfaatan dari peralatan maupun operator dapat digunakan semaksimal mungkin (Baroto, 2002).
            Dalam lingkungan manufaktur, suatu lini perakitan (assembly line) dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang dan atau mesin yang melakukan tugas-tugas sekuensial dalam merakit suatu produk (Gaspersz, 2004). Namun, menurut Baroto (2002), lini perakitan (assembly line) merupakan sebuah lini produksi yang mana material atau bahan bergerak secara kontinu dalam tingkat rata-rata seragam pada seluruh urutan stasiun kerja dimana pekerjaan perakitan dilakukan. Lini perakitan akan menjadi bagian utama dari manufacturing dan operasi perakitan, walaupun pekerjanya digantikan oleh robot. Perencanaan dari kapasitas assembly line sering mencakup penentuan struktur dari lini produksi (production line), misalnya banyaknya orang dan mesin beserta tugas-tugas yang diberikan kepada masing-masing sumber daya itu. Adapun dua permasalahan penting dalam penyeimbangan lini adalah sebagai berikut (Baroto, 2002).
1.    Penyeimbangan antara stasiun kerja.
2.    Menjaga kelangsungan produksi di dalam lini perakitan.
Bila idle dari lini perakitan sangat tinggi, perlu dilakukan penyeimbangan sempurna dari lini perakitan dengan menggabungkan elemen-elemen kerja menjadi beberapa stasiun kerja sampai waktu pengerjaan tiap stasiun kerja relatif sama. Line balancing dapat mencakup penambahan atau pengurangan kapasitas.
Penyeimbangan lintasan lini perakitan memerlukan metode tertentu yang sistematis yang dapat menghasilkan solusi yang optimal. Metode-metode yang digunakan untuk menyeimbangkan lini perakitan terdapat tiga metode, yaitu sebagai berikut (http://www.scribd.com)
1.    Metode heuristic, yaitu suatu metode yang berdasarkan pengalaman (kualitatif) atau intuisi, yang terdiri atas:
a.    Ranked Positional Weight/Hegelson and Birnie
b.    Region approach/Kilbridge and Wester
c.    Largest candidate
d.   Alarcu’s
2.    Metode analitic/matematis, yaitu metode berdasarkan perhitungan kuantitatif dan yang termasuk metode ini adalah Branch and Bound.
3.    Metode simulasi, yaitu metode yang berdasarkan pengalaman (kualitatif).
     Metode simulasi juga disebut metode yang meniru tingkah laku sistem dengan mempelajari interaksi komponen-komponennya. Karena tidak memerlukan fungsi-fungsi matematis secara eksplisit untuk merelasikan variabel-variabel sistem, maka model-model simulasi ini dapat digunakan untuk memecahkan sistem kompleks yang tidak dapat diselesaikan secara matematis. Adapun yang termasuk ke dalam metode simulasi adalah sebagai berikut.
a.    COMSOAL (Computer Method Squercing Operation of Assembly Line)
b.    CALB (Computer Assembly Line or Aided Line balancing)
c.    ALBACA (Assembly Line Balancing An Control Activity)

Persoalan keseimbangan lintasan perakitan bermula dari adanya kombinasi penugasan kerja pada operator yang menempati tempat kerja tertentu. Karena penugasan elemen kerja yang berbeda akan menyebabkan perbedaan dalam sejumlah waktu yang tidak produktif dan variasi jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan output produksi tertentu di dalam suatu lintasan perakitan. Masalah-masalah yang seringkali dihadapi dalam lintasan perakitan adalah kendala sistem yang berkaitan erat dengan perawatan atau maintenance dan penyeimbangan beban kerja pada beberapa stasiun kerja yang bertujuan untuk mencapai suatu efisien yang tinggi dan memenuhi rencana produksi yang telah dibuat.
Pemecahan masalah pada keseimbangan lini perakitan (line balancing) memiliki tahapan-tahapan penyelesaian dalam memecahkan masalah tersebut. Adapun langkah-langkah penyelesaian masalah pada keseimbangan lini perakitan adalah sebagai berikut (Gaspersz, 2004).
1.        Mengidentifikasi tugas-tugas individual atau aktivitas yang akan dilakukan.
2.        Mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas itu.
3.        Menetapkan precedence constraints, jika ada, yang berkaitan dengan setiap tugas itu.
4.        Menentukan output dari assembly line yang dibutuhkan.
5.        Menentukan waktu total yang tersedia untuk memproduksi output itu.
6.    Menghitung cycle time yang dibutuhkan, misalnya, waktu di antara penyelesaian produk yang dibutuhkan untuk menyelesaikan output yang diinginkan dalam batas toleransi dari waktu (batas waktu yang diijinkan).
7.        Memberikan tugas-tugas kepada pekerja dan mesin.
8.  Menetapkan minimum banyaknya stasiun kerja (work station) yang dibutuhkan untuk memproduksi output yang diinginkan.
9.   Menilai efektivitas dan efisiensi dari solusi.
10. Mencari terobosan-terobosan untuk perbaikan proses terus-menerus (continous process improvement).
  Dalam menyelesaikan masalah keseimbangan lini perakitan (line balancing) memerlukan metode yang dapat menghasilkan solusi yang optimal. Metode-metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah keseimbangan lini perakitan (line balancing) terdiri dari beberapa metode. Namun yang akan dibahas pada pembahasan ini terdiri dari dua metode, yaitu metode Ranked Positional Weight (RPW) dan metode Kilbridge – Wester.

1.    Metode Ranked Positional Weight (RPW)
Metode Ranked Positional Weight (RPW) biasa disebut sebagai metode bobot posisi. Metode ini merupakan metode yang terdapat pada metode heuristic yang paling awal dikembangkan. Metode ini dikembangkan oleh W. B. Helgeson dan D.P. Birnie. Langkah-langkah penyelesaian dengan menggunakan metode bobot posisi ini adalah sebagai berikut (Baroto, 2002).
a.    Buat precedence diagram untuk tiap proses.
b.    Tentukan bobot posisi untuk masing-masing elemen kerja yang berkaitan dengan waktu operasi untuk waktu pengerjaan yang terpanjang dari mulai operasi permulaan hingga sisa operasi sesudahnya.
c.    Membuat rangking tiap elemen pengerjaan berdasarkan bobot posisi di langkah b. Pengerjaan yang mempunyai bobot terbesar diletakkan pada rangking pertama.
d.   Tentukan waktu siklus (CT).
e.    Pilih elemen operasi dengan bobot tertinggi, alokasikan ke suatu stasiun kerja. Jika masih layak (waktu stasiun < CT), alokasikan operasi dengan bobot tertinggi berikutnya, namun alokasi ini tidak boleh membuat waktu stasiun > CT.
f.     Bila alokasi suatu elemen operasi membuat waktu stasiun > CT, maka sisa waktu ini (CT – ST) dipenuhi dengan alokasi elemen operasi dengan bobot paling besar dan penambahannya tidak membuat ST > CT.
g.    Jika elemen operasi yang jika dialokasikan untuk membuat ST < CT sudah tidak ada, kembali ke langkah e.
2.    Metode Kilbridge – Wester
Sesuai dengan namanya metode ini dikembangkan oleh Kilbridge dan Wester. Langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah pada keseimbangan lintasan pada metode ini adalah sebagai berikut (Purnomo, 2004).
a.    Buat precedence diagram dari precedence data yang ada. Berilah tanda daerah-daerah yang memuat elemen-elemen kerja yang tidak saling bergantung.
b.    Tentukan waktu siklus dengan cara mencoba-coba (trial) faktor dari total elemen kerja yang ada.
c.    Distribusikan elemen kerja pada setiap stasiun kerja dengan aturan bahwa total waktu elemen kerja yang terdistribusikan pada sebuah stasiun kerja tidak boleh melebihi waktu siklus yang ditetapkan.
d.   Keluarkan elemen kerja yang telah didistribusikan pada stasiun kerja, dan ulangi langkah 3 sampai semua elemen kerja yang ada terdistribusi kestasiun kerja.
Untuk lebih jelasnya silahkan klik disini


Baroto, Teguh, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002

Gasperz, Vincent, Production Planning and Inventory Control berdasarkan pendekatan sistem terintergrasi MRP II dan JIT menuju manufaktur 21, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

Purnomo, Hari, Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004.

http://www.scribd.com/doc/52010917/bab-I-II-kel-2-mdul-6


18 komentar:

  1. wahh... terimkash atas share ilmunya, tpi saya belum terlalu pham,. heehhe

    ReplyDelete
  2. Ada Award Top Komentator untuk Blog mu Sobat, Silahkan cek dan ambil ya awardnya disini :

    http://majalahsiantar.blogspot.com/2012/05/top-komentator-award-majalah-siantar.html

    Selamat ya !!

    By : Majalah Siantar

    ReplyDelete
  3. @Rio Pratomo sama-sama gan. namanya juga berbagi ilmu gan. ini ilmu teknik industri. kalau belum faham wajar lah :)

    @Majalah siantar. wah terimakasih kawan. oke langsung ke TKP

    ReplyDelete
  4. saya kurang ngerti maksudnya. maklum tidak masuk bangku kuliah. keep post gan

    ReplyDelete
  5. @Hari ini ada kok gan. tapi beda devinisi dari line balancing.

    ReplyDelete
  6. saya bukan orang ekonomi,, ikut nyimak saja.. aku dah follback.. thanks

    ReplyDelete
  7. selamat siang,


    berkaitan dengan line balancing, permasalahan yang paling sering dihadapi untuk studi kasus pabrikasi apa yaa??? kan biasanya line balancing paling seringnya diterapkan untuk studi kasus di bagian perakitan...

    terimakasih

    ReplyDelete
  8. @Dhaya Neechan selamat siang kembali.
    untuk permasalahan pada line balancing biasanya berkaitan/berhubungan dalam suatu lintasan atau lini produksi terutama pada konsep assembling. contohnya suatu perusahaan yang bergerak di bidang otomotif. perusahaan tersebut memakai teknik ini agar idealnya beban kerja yang didistribusikan setiap pekerja dapat merata.

    ReplyDelete
  9. Selamat malam.. ada yang tau metode line balancing terbaru?
    need info..
    thanx before :)

    ReplyDelete
  10. @Willyana selamat malam juga.
    mohon maaf. saya hanya mempelajai 3 metode saja di line balancing yaitu metode heuristic, analytic dan simulasi. kalau metode line balancing terbaru saya kurang tau.

    ReplyDelete
  11. Nice post. saya ingin memperdalam metode heuristic yang region approach/kilbridge - wester nih mas nya.kalo untuk buku referensi yang dipakai apa saja ya mas nya?

    ReplyDelete
  12. @Lina Khoirunnisa Terimakasih lina. ada banyak refrensi yang bisa dipakai seperti hari purnomo, teguh baroto, vincent gasperz, dll. kalau mau unduh aja di link yang ter tera. smoga linknya masih aktif.

    ReplyDelete
  13. bermanfaat buat adik kelas nih buat referensi bikin LA hehe, makasih yak kakak fazri :D

    ReplyDelete
  14. hmm pernah belajra kaya ginian waktu di mata kuliah statistika, tapi udah agak lupa juga caranya :D

    ReplyDelete
  15. @Gadget Reviews Thanks gan

    @Khoiriah Hadi Ningsih. ya silahkan di pakai refrensinya..

    @ Hipnoterapi surabaya.. ya mas, jangan dilupain dong..

    ReplyDelete
  16. Saya tertarik dengan artikel yang ada di website anda yang berjudul "Jurnal Line Balancing".
    Saya juga mempunyai jurnal yang sejenis yang bisa anda kunjungi di Majalah Ilmiah Ekonomi Komputer

    ReplyDelete

Silahkan Berkomentar Sahabat. Jangan malu untuk menulis komentar. Pembaca yang baik akan selalu berkomentar Positif. Semoga komentar anda dapat memberi inspirasi bagi penulis. Dimohon untuk tidak berkomentar dengan Kata-kata yang dianggap tidak sopan. "Komentar Akan di Moderasi" Terimakasih dan Mohon Maaf Jika Komentar Lambat di Respon... Tinggalkan jejakmu Dibawah ini:

Terima Kasih Sudah Menyempatkan Waktu untuk Berkomentar

free counters
Memuat...